"Hasil Analisis Inovasi Bentuk Figur Kayon Wayang Kulit Purwa Gaya Surakarta"


Nama : Hardini
Npm : 202146500732
Kelas : R4i


Dari video YouTube yang berjudul Live Pascasarjana ISI Surakarta (Ujian Terbuka Promosi Doktor Pandu Pramudita) pada YouTube Channel ISI Surakarta Official. Pada Ujian Terbuka Promosi Doktor Pandu Pramudita membahas tentang pengkajian seni dengan judul "Inovasi Bentuk Figur Kayon Wayang Kulit Purwa Gaya Surakarta" pada program studi seni program doktor paskah sarjana di Institut Seni Indonesia Surakarta.


Latar belakang ; kesenian wayang kulit tidak hanya memiliki nilai adiluhung pada aspek pertunjukan dan sastra, tapi pada aspek bentuknya. mengutamakan pada figur kayon yang memiliki atau yang penuh nilai adiluhung. Dalam perkembangannya seiring perkembangan zaman.

  dalam perkembanganya seiring perkembangan jaman figur kayon disurakarta mengalami perubahan dan muncul berbagai bentuk, awal pemunculan figur kayon pada tahun 1522 M atau tepatnya pada 1443 tahun saka yang diketahui pada sengkalan memet yang berbunyi ''Gendi Dadi Sucining Jagat'' yang diciptakan oleh Sunan Kalijaga. Dan kemudian muncul bentuk baru yang diciptakan oleh ''Sri Susuhunan Paku Buwono 2'' dengan sengkalan memet ''Gapura Lima Retuning Bumi''atau bertempat pada tahun 1659 jawa atau perdekatan dengan 1739 M.

 kemudian pada perkembangan bentuk figurnya.Diketahui pada tahun 1856 M ini ada koleksi dari museum di Belanda, di mana bentuk kayu ini muncul isiannya dengan bentuk sama kembaran harimau dan Banteng atau macan dan Banteng

rumusan masalah dari pertanyaan di atas :

1.Bahwa inovasi figur kayon tampak pada keragaman bentuk figur kayon yang dilihat dari aspek bidang  dan isiannya.

2.Bahwa inovasi bentuk figur kayon terjadi karena adanya proses kreatif yang dilakukan secara dialektis oleh seniman wayang dari pengalamannya terhadap bentuk bentuk figur kayon sebelumnya.

3.Nilai filosofis figur kayon berada pada simbolitas unsur-unsur pembentuknya yang ditemukan pada setiap figur kayon meski memiliki ragam bentuk dari hasil inovasi.

metode penelitian yang di lakukan menggunakan fenomenologi dengan fokus penelitian material.Figur khususnya adalah figur kayon gaya Surakarta yang didukung dengan data oral atau wawancara dari informan penelitian. 

Inovasi Ragam Bentuk Figur Kayon



Bisa dilihat dari 6 aspek yaitu :

  • Ragam ukuran : Tinggi 75-99 cm, Lebar 38-99 cm.
  • Ragam Bidang : Wengku, Bedhahan dan Kadiwengku.
  • Ragam isian : 97 ragam terdiri dari tumbuhan (20), hewan (43), makhluk mitologis (6), benda alam (11), buatan (13) dan symbol (4).
  • Ragam Tatahan : 14 ragam terdiri dari, bubukan tratasan, untu walang, bubukan iring, mas-masan, gubahan, inten-intenan, smunem, sekar katu, patnan, seritan, sembuliyan, pipil dan susuk.
  • Ragam Sunggingan : Sorotan, Gemblengan dan Padang Bulan.
  • Ragam Sunggingan belakang : Sunggingan Api dan Sunggingan Air.
Contoh sunggingan api dan sunggingan air

4 Hal yang menjadi kaidah bentuk figur kayon.

 menggunakan teori Golden Ratio untuk membuat bidang ideal dengan perbandingan 2:1 dan 5:3 dan juga perbandingan 11:6 dan 13:7 untuk diujikan menggunakan gambar teknik. Gambar teknik ada 3 tahap:

  • Dasar grid system
  • Bidang dasar bidang
  • Layoutting

 Pada perbandingan tersebut yang memehuni syarat bahwa perbandingan itu lebih kecil sari 2:1 dan bisa sama dengan 5:3 pada perbandingan 13:7 dan menetapkan bidang ideal kayon dibentuk dari perbandingan 13:7.

Bentuk figur kayo memiliki 3 struktur:


  1. Pucukan yang berbentuk kerucut
  2. Genukan yang menuju langkah cembung selalu ada lar
  3. Palemahan yang berbentuk bidang datar  

5 Komposisi isian kayon:

  1. Bagian pucukan terdiri dari pohon hayat
  2. Hewan terbang
  3. Hewan bergelantungan
  4. Hewan merangkak
  5. Makhluk mitologis

Ada 4 warna yang harus ada pada figur kayon:

  1. Hitam
  2. Merah
  3. Kuning
  4. Putih 
inovasi bentuk figure kayon wayang kulit purwa gaya Surakarta memunculkan ragam bentuk figur yang memiliki estetikanya yang disebut dengan wanda kayon.

Terdapat 2 bentuk pengalaman etetis:

  1. Pengalaman estetis dalam bentuk citra fisik (persepsi bentuk figur)
  2. Pengalaman estetis dalam bentuk rasa (keistimewaan bentuk)

Dalam objektibasi ada 2 proses:

  1. Proses kreatif (adaptasi revitalisasi dan reinterpretasi)
  2. Pengalaman artistik (sketsa konsep dan Teknik)
Penggunaan figur kayon ada 8 jenis yaitu :
  • Pembuka pertunjukan
  • Pembatas kelir
  • Pengganti adegan
  • Pembagi babak
  • Penjelma objek
  • Penunuk tempat
  • Penguat suasana 
  • Penutup pertunjukan 

Inovasi bentuk figure kayon pada wayang kulit purwa gaya Surakarta terjadi karena senian mengalami pengalaman estetis dan pengalaman artistic sehingga memunculkan dialektika bentuk figure kayon.

Pada nilai filosofis bentuk ada 3 hal yaitu:

  1. Makrokosmos: memiliki nilai filosofis tentang jagat ageng dari unsurnya, triloka yang dilihat dari struktur bidangnya.
  2. Mikrokosmos: zakat alit dilihat dari unsurnya, karep adalah konsep bentuk figure
  3. Metakosmos: dilihat dari pola yaitu; sangkan paraning dumadi dan memayu hayuning bawana

Nilai filosofi pada bentuk figure kayon wayang kulit purwa gaya Surakarta merupakan pandangan manusia terhadap dunia yang disebut dengan kosmologi, yang terdiri dari 3 bentuk, yaitu makrokosmos, mikrokosmos, dan metakosmos.

   Kesimpulan yang saya dapatkan dari live ujian terbuka promosi doktor Beliau yaitu inovasi bentuk figur kayon wayang kulit purwa gaya Surakarta memunculkan ragam bentuk figur yang memiliki estetikanya dan terjadi karena sang seniman mengalami pengalaman estetis dan pengalaman artistik. Memiliki nilai filosofis pandangan manusia terhadap dunia yang disebut kosmologi yang terbagi menjadi tiga bentuk yaitu, makrokosmos, mikrokosmos, dan metakosmos. Dan masyarakat Indonesia dapat meningkatkan apresiasi terhadap kesenian wayang kulit dan dapat membedakan bentuk figure dari wayang kulit tersebut.


Sekian yang dapat saya jelaskan mengenai video dari youtube ISI Surakarta dalam membahas ''Inovasi Dalam Bentuk Figur Kayon Wayang kulit Purwa Gaya Surakarta'' 
TERIMAKASIH

















Komentar

Postingan populer dari blog ini

MITOS, METAFORA, METONIMI DALAM SEBUAH "IKLAN MARJAN"

ANALISIS SEMIOTIKA DAN RIVIEW 20 JURNAL IKLAN